Perayaan sekaten diselenggarakan sebulan penuh, ini menjadi penanda awal tahun yang meriah bagi masyarakat Jogjakarta dan sekitarnya serta pecinta seni budaya tradisi Jawa. Dalam sebulan penuh itu, acara ini selalu ramai dikunjungi saat malam hari.
Puncak acara Sekaten adalah “Grebeg Maulud”, yaitu diusungnya sepasang gunungan berisi pangan keluar dari Masjid Agung setelah sebelumnya didoakan oleh para ulama setempat. Inilah yang selalu menjadi sasaran wisatawan yang percaya bahwa berebut dan memperoleh sajian pangan dari gunungan Sekaten akan membawa berkah tersendiri dalam hidup serta rezeki dan hasil panen melimpah. Masyarakat Jogjakarta juga percaya bahwa agar mendapat imbalan dari Yang Maha Kuasa, masyarakat harus rela berusaha. Sebagai ” Srono ” (syarat)-nya, mereka harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung, terutama pada hari pertama dimulainya perayaan sekaten. Oleh karenanya, selama diselenggarakan perayaan sekaten itu, banyak orang berjualan sirih dengan ramuannya, nasi gurih bersama lauk-pauknya di halaman Kemandungan,di Alun-alun Utara maupun di depan Masjid Agung Jogjakarta.
Copyright © 2007-2011, JatengPromo
0 komentar:
¿Te animas a decir algo?